Kamis, 14 April 2011

Ahmadiyah

Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Sholawat atas Nabi saw,keluarga dan pengikutnya


Sebuah kiriman email dari seorang saudara,,,,,

MENGENASKAN, KEMATIAN NURUDDIN, KHALIFAH PERTAMA AJARAN AHMADIYAH
http://almanhaj.or.id/content/2949/slash/0
AHMADIYAH KELOMPOK PENGEKOR NABI PALSU
http://almanhaj.or.id/content/2330/slash/0
SIAPAKAH MIRZA GHULAM AHMAD?
http://almanhaj.or.id/content/2328/slash/0

AHMADIYAH WARISAN PENJAJAH
Ahmadiyah di negeri kelahirannya, Pakistan dan India, lebih dikenal
dengan nama jemaat (golongan) Qodiyaniah. Penamaan jemaat ini dengan
Ahmadiyah untuk mengecoh kaum muslimin di luar, sebab di tanah
kelahirannya hanya populer dengan nama Qodiyaniah, sesuai dengan nama
tempat kemunculannya, Qodiyan. Kendatipun sejatinya tidak ada
hubungannya sama sekali antara mereka dengan Rasulullah Muhammad
shallahu 'alaihi wassalam yang salah satu namanya adalah Ahmad. Sebab
nama lengkap nabi mereka adalah Ghulam Ahmad, bukan Ahmad (saja).

Demikian penuturan Syaikh Ilahi Zhahir, seorang ulama Pakistan yang
mendalami gerakan ini dan menuliskannya dalam buku berjudul:
al-Qodiyaniah, Dirosatun wa tahlil, terbitan Idaratu Turjumanis Sunnah,
Lahore Pakistan. 1]

Salah satu fakta tersembunyi yang beliau angkat, bahwa Qodiyaniah
(Ahmadiyah) merupakan warisan penjajah kolonialisme Inggris. Untuk
membuktikannya, beliau hanya membiarkan mereka berbicara tentang diri
mereka sendiri lewat buku dan pernyataan mereka. Inilah beberapa
pernyataan mereka, baik dari nabi palsu, keturunannya, maupun
misionaris agama Qodiyaniah.

Mirza Ghulam Ahmad mengaku, kebanyakan orang yang masuk dalam jemaatku
adalah para pegawai pemerintahan kolonial Inggris yang mempunyai
kedudukan tinggi atau para petinggi negeri ini dan kaum pedagang besar,
termasuk para pengacara dan para pelajar yang menekuni kajian inggris
atau para ulama yang menjadi antek pemerintah kolonialis Inggris masa
lalu atau yang sekarang masih melayani pemerintahan kolonialis itu,
kaum kerabat mereka dan orang-orang terkasih mereka. Riskasnya, jemaat
ini membentuk pemerintahan kolonialis Inggris, sehingga mendapatkan
keridhaannya... saya dan para ulama yang mengikutiku bertugas
menjelaskan kebaikan-kebaikan pemerintahan kolonialis ini dan
menanamkannya di hati ribuan orang (Aridhatul Ghulam al-Qodiyani,
tabligh risalat 7/18) 2]

Seorang misionaris Qodiyaniah dengan bangga mengakui, Saya beberapa
kali dijebloskan dalam penjara Rusia dengan tuduhan sebagai mata-mata
Inggris. Padahal saya tidaklah pergi ke Rusia kecuali untuk menyebarkan
ajaran Qodiyaniah. Namun, dikarenakan misi dan tujuannya berhubungan
erat dengan misi pemerintahan Britania (Inggris), maka saya terpaksa
menjalankan misi pemerintahan Inggris dan melaksanakan kebijakannya
(Maktub Muhammad Amin, penyebar Qodiyaniah, Harian al-Fadhl milik
Ahmadiyah 28 September 1923 M) 3]

Sementara itu, putra si Mirza Ghulam Ahmad pun yang menjadi khalifah
Ahmadiyah pertama pun mendukung pengakuan sang ayah dengan berkata,
Sesungguhnya ulama Islam menuduh kita membantu kolonialis Inggris dan
mengejek kita lantaran kita bergembira atas penaklukan-penaklukan yang
dilakukan pemerintah kolonialis Inggris (di negeri-negeri islam). Kita
ingin bertanya, kenapa kita tidak boleh bergembira? Mengapa kami tdak
boleh bahagia? Imam kami (Mirza Ghulam Ahmad) telah menyatakan,
Sesungguhnya aku adalah (Imam) Mahdi ddan pemerintahan kolonialis
Britania (Inggris) adalah pedangku. Kita bersuka cita atas kemenangan
ini. Dan kita ingin menyaksikan sinar dan kilatan pedang (kolonialis
Inggris) ini di Irak, negeri Syam dan di seluruh wilayah. Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla menurunkan malaikat untuk mendukung dan membantu
pemerintah Inggris (Harian al-Fadhl 7 Desember 1918 M) 4]

Dia menambahkan, Sesungguhnya ada ratusan orang (jemaat Ahmadiyah)
ikut berperang bersama pasukan Inggris untuk menaklukkan negeri Irak
dan rela menumpahkan darah untuk itu (Harian al-Fadhl 31 Agustus 1923
M)5]

Pemerintah Afganistan pernah membunuh dua orang Ahmadiyah yang menjadi
mata-mata Inggris disaat berkecamuknya peperangan antara dua negara
itu. Menteri Urusan Dalam Negeri Afganistan menyampaikan bahwa
ditemukan dokumen-dokumen resmi yang membuktikan mereka berdua adalah
antek kolonialis Inggris. Namun, putra Mirza Ghulam Ahmad, Khalifah
Qodiyaniah pertama justru berbicara dengan bangga dalam khutbah
jum'atnya, Seandainya orang-orang kami bila diam saja saat berada di
Afganistan dan tidak berterus terang tentang akidah kami berkaitan
dengan jihad, maka tidak akan ada sesuatu yang menimpa mereka. Akan
tetapi, mereka ini tidak mampu menyembunyikan perasaan cinta dan kasih
sayang mereka kepada pemerintah Britania (Inggris) yang menugaskan
mereka melalui kami. Karenanya, mereka akhirnya tewas. (Khutbah Jum'at
yang diterbitkan dalam Harian al-Fadhl 16 Agustus 1935 M) 6]

Demikian beberapa pengakuan jujur mereka tentang jati diri sendiri
(Ahmadiyah). Meski tidak banyak, tapi sudah memadahi untuk menampakkan
wajah asli mereka. Adalah pantas bila umat Islam tidak menerima
keberadaan mereka meski kami juga tidak mendukung tindakan anarki
terhadap para pengikut Qodiyaniah di negeri ini. Pemerintahlah yang
berkewajiban mengamankan akidah umat Islam.
Wallahu a'lam.

Penulis: ustadz Abu Minhal
Majalah As-Sunnah, Edisi 10/THN.XIV/RABIUL AWWAL 1432 H / PEBRUARI 2011 M, halaman 54.
===========================
1] Al-Qodiyaniah, Dirosatun wa Tahlil hlm.11
2] Ibid. hlm. 15
3] Ibid. hlm. 33
4] Ibid. hlm. 33
5] Ibid. hlm. 33
6] Ibid. hlm. 34

Kalo masih kurang paham atau jelas bisa ikuti yang ini
Al Ahzab 40 [033;040]

Salam ukhuwah

1 komentar:

  1. betul ustadz
    Jika pemerintah masih menginginkan NKRI utuh mestinya ada tindakan tegas mengamankan akida umat Islam daripada umat islam bertindak sendiri...yang pada akhirnya akan memunculkan penilaian Islam adalah agama brutal.
    Namun,jika pemerintah masih impotent dalam hal ini lebih baik NKRI dibubarkan atau pemerintah digantikan yang baru dan setiap pemeluk agama/warga negara bermusyawarah lagi menentukan masa depan.Daulah Islamiyah adalah salah satu pilihan wajib bagi muslim.
    NKRI terbentuk karena persamaan sejarah.sama2 dijajah...tetapi jauh sebelumnya apakah NKRI itu?tidak ada.Majapahit hanya penjajah bagi bangsa lain.

    salam
    Abu Hanan

    BalasHapus