Senin, 03 Januari 2011

Allah tidak Adil karena waktu?

Atas izin Allah,Tuhan Maha Pemurah dan Penyayang
Semoga salam dan sholawat selalu terlimpahkan utk Rasulallah,keluarga dan pengikutnya

Al Quran menyatakan bahwa 1 hari = 50 ribu tahun bumi,dan di ayat lain disebutkan bahwa 1 hari = 1000 tahun bumi.Namun perbedaan ukuran 1 hari tersebut harus dipahami konteks yang terkandung  pada masing-masing ayat sehingga akan lebih mudah dipahami sebab yang menjadikan perbedaan ukuran pada masing2 ayat.
Dalam teori sains,waktu juga dinyatakan memiliki sifat relatif.Dan relativitas waktu menjadi lebih terasa  dalam kehidupan sehari-hari.Semisal menunggu antri,maka akan banyak kesan yang berbeda pada tiap orang dan kesan tersebut tergantung pada suasana hati saat menunggu.Ada yg melewatkan waktu dengan, membaca,nge-game HP, bahkan melamun.
Allah,dengan ilmuNya dan Maha Suci Allah dari ruang dan waktu,telah menetapkan waktu untuk memulai penciptaan dan telah pula menetapkan waktu untuk mendatangkan kiamat.

Berandai-andai saja,
Pada tahun 1,Allah menciptakan makhluk pertama dan pada tahun 1000 kiamat terjadi.Kemudian manusia,misalnya Firaun,mati pada tahun 200 dan Abu Jahl mati tahun 600.
Firaun akan menunggu selama 800 tahun dan Abu Jahl menunggu 400 tahun,untuk kemudian keduanya dibangkitkan di hari kemudian.
“Perbedaan waktu tunggu” itulah digunakan oleh sebagian orang untuk “menempatkan” Allah pada ke-tidak adil-an dengan menggunakan logika “cpu”.
Logika cpu menyatakan “kasihan firaun,disiksa lebih lama.dan kasihan pula orang2 kafir pada jaman Nuh,mereka disiksa lebih lama karena lebih lama menunggu,,,,,,” dan bla bla bla lainnya….
Saya katakan logika cpu adalah manusia ibarat cpu dan cpu tidak akan pernah mengenali perakitnya bahkan user yang tiap hari menggunakannya. Hanya saja,manusia seringkali “merasa bisa dan merasa besar” padahal “merasa” yang dialaminya tidak lebih dari prasangka saja.Aneh kan kalo cpu “merasa bisa” ?
Allah tidak adil? Kehidupan manusia,kesepakatan umum, adalah 1 hari 1 malam = 24 jam,1 jam = 60 menit dst,,,,
Ukuran waktu tersebut akan menjadi berbeda di alam barzah.Kenapa?Alam barzah bukanlah alam 3 dimensi seperti yang kita tempati sekarang. Dan sering dilupakan oleh manusia cpu adalah di alam barzah tidak ada matahari,bulan,jam dinding apalagi  kalender.
Sedikit sekali manusia yang mampu berpikir bahwa kematian adalah konstanta yang menghasilkan rumus baru dalam perhitungan waktu di alam barzah.

Berandai-andai saja,,,,,
Kiamat dinyatakan sebagai k terjadi pada tahun 1000
Mati dinyatakan sebagi m = tahun kematian
Tunggu dinyatakan sebagai t = waktu tunggu di alam barzah
Barzah dinyatakan sebagai b
Siksa/nikmat kubur dinyatakan sebagai SkN dalam satuan kilogram
Rumus :
M x T x b  = Skn
K
Maka Firaun yang mati tahun 200 mendapat “reward”
200 x 1000 x 1 kg  = 250 kg/tendang per hari (maksudnya,kekuatan tendangan berkapasitas 250 kg/cm2)
800

Dan Abu Jahl yang mati tahun 600 mendapatkan :
600 x 1000 x 1 kg = 1500 kg/ tendang per hari (maksudnya,kekuatan tendangan berkapasitas 1500 kg/cm2)
400

Anda mati tahun 900 akan memperoleh :
900 x 1000 x 1 kg = 9000 kg/tendang per hari (maksudnya,kekuatan tendangan berkapasitas 9000 kg/cm2)
100

Rumus berlaku dengan syarat ;
Siksa adalah tendangan
Nikmat berbentuk daging
Semua pahala bernilai sama. Pahala membaca 1 ayat Al Quran = pahala ibadah haji.
Semua dosa bernilai sama. Dosa memperkosa ibu kandung = dosa mencuri sepotong roti.

Hanya berandai-andai,,,,
Karena,sekali lagi,rumus perhitungan waktu di alam barzah/kubur sudah pasti berbeda dengan rumus waktu manusia saat masih hidup (1 jam = 60 menit dan penanggalan saja sudah ada perbedaan.Jepang dan Cina,memiliki tahun lebih tua daripada kalender masehi ==ingat Proklamasi adalah thn 2005 dalam sistem penanggalan Jepang==. Kalender masehi juga tidak konsisten menyatakan 1 tahun = 365 hari. Kalender Hijriah hanya berisi 354 hari/tahun).
Tidak kalah penting juga adalah tiap perbuatan akan memperoleh penghargaan yang berbeda.Pahala sholat wajib berjamaah jelas berbeda dengan pahala sedekah.Dosa melakukan riba pasti berbeda dengan dosa fitnah.dan semua itu akan ada perhitungan tersendiri dan lebih rinci.Tidak percaya?Tidak dipaksa untuk percaya…
Kisah para pemuda penghuni gua yang dijelaskan Allah pada Surat Al Kahfi sesungguhnya mengandung makna mendalam bagi yang mau berpikir dan menghendaki pertemuan dengan Allah.
Salam ukhuwah


*****************
Pesan bagi “pembual” = sebaiknya anda mempelajari juga masalah waktu pada surat Al Kahfi sehingga anda dapat melepaskan gelar “pembual” dari saya menuju “kri-tikus”.
*****************

10 komentar:

  1. Hmmm...aku masih mikir neh apa maksudnya neh?
    Oh iya waktu!

    Apa bila manusia di hadapkan pada waktu, pasti kita akan bingung, Tahu Kenapa?

    Ketika aku apel ama pacarku dulu (sekarang istriku) waktu begitu cepat berlalu, nemanin dia belanja, nemanin dia malam minggu, pokoknya waktu berjalan begitu cepat. Tapi sekarang di suruh nemanin beli cabe aja lamanya bukan main.

    Ku kira waktu emang tegantung suasana hati,suasana amal, suasana pikir. hiiihihi.

    Misalnya lagi apa yang mereka rasakan di dalam alam kubur bagi kaum yang beriman? mereka tidak merasakan apa2 melainkan tidur seperti tidurnya penganten. adem, nikmat dll.

    Waktu bagiku adalah misteri. dia membuat aku beruban, dia juga membuat komputerku menjadi usang, dia juga membuat umurku berkurang. Aneh!

    apakah waktu bisa di mapatkan atau bisa di renggangkan? kalau bisa berarti ada mesinnya.

    waktu memang tidak bisa di majukan dan di mundurkan tapi bisa di permainkan, lho?

    BalasHapus
  2. salam
    dipermainkan dalam konteks sistem sih iya.maksudnya penetapan penanggalan dll.dan waktu juga bisa dihentikan (sebenarnya).
    misteri yang sebenarnya uda dibuka sejak penciptaan dimulai.
    salam
    Abu Hanan

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum,,, mas abu hanan.

    A'udzubillahi minasy syaithonirrojiim, Bismillahirrahmanirrahiim.

    QS. As Sajdah : 5 yang insyaallah kurang lebih artinya, "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”

    QS. Al Ma’arij : 4 yang insyaallah kurang lebih artinya, “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun ”


    Yg saya pahami ko gini yaa (bisa dicek kembali, korelasi masing2 ayat diatas thdp ayat2 sebelum dan sesudahnya):
    A. untuk saat ini (SEKARANG), 1 hari akherat = 1000 tahun hari dunia.
    B. untuk esok (SESUDAH KIAMAT), 1 hari akherat = 50.000 tahun hari dunia.

    Jadi untuk masa sekarang yg berlaku yg A, yang B entar setelah yaumul akhir. Wallahu A'lam.

    BalasHapus
  4. waalaikumsalam
    @samaranji
    utk as sajdah 5 : bahwa 1000 tahun adalah naiknya laporan amal
    utk al maarij 4:bahwa setiap peristiwa yang akan dan telah terjadi membtuhkan waktu lebih lama(maksud saya adalah tiap malaikat yang telah selesai "mengerjakan" perintah Allah dan yang akan "bertugas")

    Jadi catatan amal lebih diperhatikan Allah daripada urusan lain (bahasa lain dari Allah selalu mengingatkan manusia bahwa kehidupan akhirat harus benar2 diperhatikan dan menjadi prioritas)
    wallahu'alam
    hanya pemikiran sederhana saja karena tak mampu lagi berpikir lebih rumit
    ABu Hanan

    BalasHapus
  5. tambahan :
    yang terpenting dari masalah waktu adalah waktu adalah makhluk Allah.Konsep inilah yang sering diabaikan oleh para "pembual".
    salam
    Abu Hanan

    BalasHapus
  6. @Abu

    kalau engkau sandarkan statemen kamu itu pada Kekusaan Allah, ya mental deh logika manusia.

    Yang saya maksudkan adalah bagaimana proses berjalannya waktu untuk ukuran logika manusia? itu saja

    Waktu kamu katakan mahkluk hidup, itu sah2 saja, sebab segala sesuatu itu bisa hidup dengan izin Allah.

    Ketika nafsu di gelinding Malaikat Zabaniah ke dalam neraka, Nafsu tidak bergeming, Nafsu di sini adalah mahkluk hidup. dia tidak menjerit ataupun minta ampun. dia diam seribu bahasa. ketika segala cobaan telah Malaikat lakukan padanya, nafsu tidak juga bertekuk lutut.

    Akhirnya Malaikat Zabaniah minta petunjuk pada Allah apa kelemahan Nafsu tersebut. Dan Allahpun memberikan petunjukNya dengan memberinya rasa lapar.

    Saat itu juga Nafsu menjadi lemah dan memohon kepada Allah agar dia di keluarkan dari neraka dan memberinya kembali rasa kenyang. Permintaan di kabulkan.

    Maut juga mahkluk, dia nanti di sembelih antara syurga dan neraka dan di katakan pada penduduk syurga, "wahai penduduk syurga pada hari ini tidak ada lagi kematian"
    begitu juga dengan penduduk neraka di katakan pada mereka "wahai penduduk neraka pada hari ini tidak ada lagi kematian"

    Maka setelah malaikat itu berucap dengan kedua penduduk tersebut, maka Sang Mautpun di sembelih. Pekikan terakhir kematian Sang Maut menggelegar. Jadi Sang Maut juga mahkluk.

    Waktu adalah mahkluk aku sependapat denganmu.

    BalasHapus
  7. assalamualaikum
    @FB
    saya temui beberapa blog yang berisi tentang ke-tidak adilan- Allah pada masa tunggu di alam barzah.
    mereka (manusia dg "logika cpu" merasa tahu) mengukur waktu tunggu dari 1 hari = 1000 dan 50.000 tahun.
    Maka dari itu saya ambil contoh firon,abu jahl dan "anda" dengan masa penantian yang berbeda dengan asumsi sama (baik pahala maupun dosa).
    Logika manusia sendiri tentang waktu dari masa hitung hingga kesan pastilah ada berbedaan.Hadits Rasulallah saw ada yang menyebutkan bahwa mendekati hari akhir maka semua akan berjalan lebih cepat.1 hari = 1 jam,1 bulan = 1 minggu,1 tahun = 1 bulan.
    Denngan memakai pemikiran terbalik maka hadits diatas bisa diartikan bahwa "pada masa awal kehidupan manusia,waktu berjalan lambat.1 bulan = 1 tahun,1 minggu = 1 bulan,1 hari = 1 minggu".
    Hadits diatas bukan sekedar berkutat di perasaan saja tetapi secara nyata memang berjalan lebih cepat (dan Allah menunjukkan kekuasaanNya dengan tidak merubah perhitungan manusia 1 jam =60 detik.
    coba deh diamati.....
    mengenai info tambahan,terima kasih telah mengingatkan bahwa maut adalah makhluk.Kekalnya kehidupan akhirat adalah bukti bahwa Allah maha hidup sehingga menyembelih maut adalah pekerjaan mudah bagiNya,,,,
    wallahu'alam
    trims sobat
    Abu Hanan

    BalasHapus
  8. @ Abu Hanan
    Tema tulisan Anda sama dengan tema tulisan si Wirajhana...
    Komen saya :
    Kita sebagai manusia tidak akan pernah bisa mengukur keadilan TUHAN, kalau kita memberikan argumen bahwa TUHAN adil maka argumen kita akan dengan mudah diruntuhkan oleh orang lain.
    Karena sudah jelas RUMUSANNYA TUHAN TIDAK ADIL (VERSI MANUSIA) jadi biarkan TUHAN sendiri yang mengemukakan argumennya...
    AL-QURAN SUDAH MENJAWABNYA YANG SEKALIGUS MERUNTUHKAN AJARAN REINKARNASI DAN TUMIMBAL LAHIR.
    info lengkap silahkan baca debat saya dengan Wirajhana di
    http://wirajhana-eka.blogspot.com/2007/12/benarkah-tuhan-itu-maha-adil.html

    semoga bermanfaat..
    Salam,
    Fean Arham

    BalasHapus
  9. salam
    @Fean
    Terima kasih saudara,,,
    tulisan diatas adalah bantahan terhadap blog Wirajhana dan saya mengikuti debat anda dengannya.
    saya setuju dengan anda bahwa keadilan tuhan tidak dapat dijelaskan dengan logika manusia namun keadilan hanya bisa dirasakan oleh hati yang selalu jernih...
    manusia ibarat cpu,dan kita sama2 mengetahui tidak akan ada cpu yang mampu mengenali insinyurnya atau user melainkan cpu hanya bekerja sesuai yang diprogramkan untuknya.yah,excel tidak akan mampu bekerja sebagai word procesor demikian sebaliknya.
    maka dari itu,saya heran jika ada "cpu" yang berusaha mencari tahu argumen dari "insinyur.
    salam
    Abu Hanan

    BalasHapus
  10. Yaah.. boleh saja sih penjelasan macam begini..

    Tapi..

    mbok yaaa yang lain ngga usah GEMBAR-GEMBOR alquran penuh dengan science.......

    BalasHapus