Senin, 27 Desember 2010

Dosa Jariyah

Bismillahirrohmanirrohiim
Sholatullahi 'alaa Muhammad wa 'alaa anbiya wa mursaliin
Alhamdulillah



Semua umat Islam pastilah mengetahui bahwa hadits yang menjelaskan tentang amal jariyah.Dan tidak semua umat Islam menarik kesimpulan tentang dosa jariyah.
Amal jariyah terdiri dari :
  1. Ilmu yang bermanfaat
  2. Doa anak sholeh
  3. Sedekah
Dan dosa jariyah adalah :
  1. Ilmu yang tidak bermanfaat
  2. Doa orang teraniaya yang kita belum sempat minta maaf
  3. Sedekah pada jalan maksiat dengan harta dari jalan sesat

Contoh pada ilmu yang tidak bermanfaat adalah seperti kalau kita mengajarkan ilmu pelet pada seseorang atau pengetahuan tentang cara mencopet.Orang kita ajari kemudian mengajarkan kepada orang lain dan begitu seterusnya sehingga tiap detik akan menjadi “sumbangan” dosa bagi yang mengajarkan pertama kali dan orang yang mengikutinya. Menyebarkan gossip seperti dalam infotai-men dalam banyak tayangan TV pun sebenarnya masuk dalam kategori ilmu yang tidak bermanfaat.Jika gossip itu benar maka pihak yang melakukan aktifitas dapat digolongkan melakukan ghibah,apabila gossip itu salah maka “nilai” akan berubah menjadi fitnah.Nah,bagi para pencinta acara infotai-men dalam kelas gossip,anda sebenarnya dihadapkan dalam dua pilihan,pelaku ghibah atau pelaku fitnah.Silahkan pilih !!!!! Kemudian para pencinta ghibah dan pencinta fitnah tidak akan pernah sampai ke ruang “Para Pencari Tuhan”.
Terus jika dalam acara tersebut ternyata melibatkan dai kondang lalu bagaimana?
Kan mereka  cuma kondang aja. Bodoh banget kalo ada umat Islam menjadikan mereka tokoh panutan. Para ustadz yang sering masuk TV dan tenar itu belum teruji imannya hingga sesi akhir hidupnya.
Lho kok?
Lha iya,mana kita tahu ukuran seseorang beriman/bertakwa kecuali Allah. Namun,ada nilai2 dalam Islam yang bisa dijadikan tolok ukur kecintaan seseorang terhadap agama Islam.,,Mereka tahu zuhud itu apa,mereka mengetahui sejarah Rasulullah saw lebih dari yang kita tahu, mereka hafal Al Quran dan Al hadits lebih banyak dari yang kita punya tetapi bagaimana kehidupan mereka sehari-hari ya hanya Allah yang lebih tahu. Kita bicara cintai orang2 fakir tapi mobil kita Babi Ben bukan Senia paling ekonomis.Kita bicara muliakan orang2 fakir tapi kita punya dana untuk “stok” belanja yang cukup satu tahun. Kita bilang santuni janda dan anak2 yatim tapi kita tidak berani umumkan ke umat tentang pe(n)jab(h)at negara atau anggota d(h)ewan rakyat yang aktif korupsi secara jamaah. Apalagi menuntut koruptor….weleh weleh,,,,maaf saudaraku jika ulama di Indonesia masih belum benar-benar menjadi “singa”.
Salah satu contoh adalah partai politik berbasis Islam,saya tidak menghakimi tetapi saya perhatikan bahwa mereka belum pro syariah.Ah sudahlah,kita lanjutkan saja…….  
Sedekah pada jalan maksiat dengan harta dari jalan sesat adalah seperti mencuci baju dengan air kencing.Baju tetap mengandung najis dan ditambah najis lagi sehingga akan menimbulkan penyakit yang tidak pernah kita sadari kapan akan menyerang tubuh kita.Dengan kata lain, akan menyebabkan penyakit hati yaitu merasa telah dekat dengan Allah padahal semakin jauh dari Allah.Termasuk di dalamnya adalah memberi nafkah pada keluarga dengan harta yang diperoleh dari “jalur kiri”. Setiap yang tumbuh dari pekerjaan haram akan menimbulkan daging yang haram.Lantas anak2 yang kita upayakan untuk menjadi anak sholeh akan menjadi “boomerang” bagi orang tua karena mereka akan menjadi “ujian” bagi orang tua yang tergoda “berharam-haram” dalam mencari nafkah.
Jangan pernah khawatir terhadap anak2 kita selama kita mengupayakan barang halal untuk keluarga maka ujian dari Allah melalui anak2 adalah ujian “kenaikan kelas” iman. Dan “berharam-haram” dalam mengupayakan nafkah akan menimbulkan ujian,wallahu alam, yang bersifat siksa kecil semasa kita hidup (tentunya akan ada siksa besar setelah kita hidup lagi).
Maka dituntut bagi tiap muslim untuk berhati-hati pada setiap rencana perbuatan dan perbuatan yang telah dilakukan agar mampu untuk secara tepat mengamalkan perintah Allah dalam surat al Hasyr  18-19 :

“Hai orang yang beriman,bertakwalah pada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok,dan bertakwalah pada Allah,sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

“Dan janganlah kamu seperti orang yang lupa pada Allah,,,,,”

Apabila ada yang akan ditambahkan oleh pembaca yang budiman,maka saya akan terbuka bagi setiap masukan.
Salam ukhuwah

5 komentar:

  1. Assalamu'alaiukum

    Duh,,, sy ga ikut2an membicarakan, membahas, menilai para ustadz, takutnya malah terjebak pada ghibah ato malah fitnah.

    Bagi sy, jika ingin mengkritik mending sampekan langsung aja, insyaallah pasti beliau2 dng senang hati akan menerima.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Dalil yang jelas untuk Dosa jariah itu ada taa?
    salam

    BalasHapus
  3. waalaikum salam
    @samaranji
    artikel diatas bukan membahas siapa pun hanya mengingatkan saja akan bahaya dari perbuatan yg mengandung potensi dosa yang bersifat awet (dengan kadar keawetan seperti amal jariyah).
    kririk anda saya tampung dan "hidung yang saya tunjuk" akan segera saya edit.
    terima kasih

    @kaisnet
    kalau dalil jelas = tidak ada.
    hanya saya berpikir jika ada amal jariyah pastilah ada dosa jariyah.
    dan sejauh yang saya pahami ttg dosa yang bisa bersifat jariyah adalah uraian diatas.
    wassalam
    Abu Hanan

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikum... master abu hanan.

    Cuman sekedar mampir dan bertanya kabar. Salam utk mas osamah njih....

    Semoga mas abu hanan dan mas osamah dalam keadaan sehat, dan senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah Azza Wa Jalla, amin.

    BalasHapus
  5. waalaikum salam#all
    @samaranji
    saya bukanlah master (jika yang anda maksud adalah pakar,tapi saya memang master karena laki-laki)
    jazakumullahu khoiron
    salam
    Abu Hanan

    BalasHapus