Kamis, 16 Desember 2010

Bukan Tentang Takdir

Atas izin Allah yang maha Pemurah dan Menyantuni
Salam dan sholawat semoga terlimpah utk Rasulullah saw dan keluarganya serta umat Islam seluruhnya


Sering kita mendengar orang mengeluh bahwa hidupnya sempit padahal selalu sholat tepat waktu (malah berjamaah),sedekah tidak pernah telat,puasa wajib dan sunah telah dilakukan,zakat ditunaikan dan lain-lain kewajiban telah diamalkan.
Sering pula kita mendengar kalimat minor seperti orang tidak taat (bahkan kafir) tetapi hidupnya tidak pernah kekurangan (meski tidak kaya),keturunan cerdas dan jadi “orang” (memang sebelumnya apa?) ,,,, ;)
Sering kita mendengar bahwa sedekah dapat melancarkan rezeki (baca:harta,uang),melancarkan usaha,naik pangkat dan lain-lain.
Sering kita mendengar dan melihat  betapa bahagia orang yang materinya berkecukupan dan taat beragama (yang ini bikin banyak orang iri).
Sering kita mendengar dan melihat  betapa sedih orang yang materinya kekurangan (pinjam duit kemanapun tidak ada yang kasih) dan tidak taat beragama (yang ini bikin banyak orang iba dan geram).
Begitu dahsyat efek kalimat2 tersebut bahkan hanya mendengar saja seorang teman berkata kepada saya,”sungguh,mendengar bahasa seperti itu adalah lebih baik membenturkan kepala pada tembok baja setebal 5 meter”.

Kehidupan manusia dikelilingi oleh tembok tebal yang bernama takdir.Kemanapun dan apapun pilihan manusia selalu dan akan berhadapan dengan takdir.Contoh,ada pilihan menu antara gurami bakar dan rujak cingur.Dan apa pun yang dipilih akan menuju ke takdir yang bernama akibat.Hakikat dari akibat adalah kenyang namun pada gurami bakar maka orang akan menemui duri (salam ya buat yang berada di negeri duri di awan),dan orang yang memilih rujak cingur akan akan merasakan petis.Tidak ada satu pun masalah/urusan yang akan lepas dari takdir (pada sesi ini kita tidak membahas masalah takdir).
Setebal apa pun tembok yang bernama takdir akan dapat dilembutkan oleh hati yang lembut.

Tujuan manusia diciptakan adalah beribadah dan menyerah kepada Tuhan yang menciptakannya.Tujuan inilah yang seharusnya menjadi pijakan utama dalam berkarya.Bukanlah terwujudnya doa adalah karena hamba tersebut dimuliakan Allah dan bukan pula Allah menolak doa hamba yang kufur.Sama sekali tidak.
Allah tidak memandang siapa yang berdoa,baik beriman atau pun kafir.Tetapi Allah “senang” apabila ada hamba yang berdoa padaNya baik mengajukan permohonan atau sekedar “omong2”.Kisah perang Badr menunjukkan kelembutan Allah plus ketegasan Allah.Sifat tersebut tercermin pada doa Rasulullah saw dan Abu Jahl.Keduanya sama-sama berdoa,memohon kepada Allah agar diberi kemenangan namun Allah secara tegas tetap memberikan kemenangan pada orang-orang yang berpihak pada tauhid.
Kebanyakan manusia berpendapat bahwa dengan sebab doanya,Allah mengabulkan hajatnya.Oleh sebab kerja kerasnya,Allah memudahkan cita-citanya.Ini adalah pendapat yang keliru.Bila pendapat tersebut benar,yang menjadi pertanyaan adalah “sejak kapan hamba bertukar posisi dengan tuhan sebagai Zat yang Maha Pemaksa?”
Tanpa kerja keras pun manusia akan dapat meraih mimpinya,yang ini pendapat keliru dan sesat.Kaya karena warisan,lalu buka pabrik ,tetap kaya tanpa kerja keras.Masih keliru dan miring. Meski tetap kaya,pewaris tersebut tetap harus berpikir untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kekayaannya. Mengapa?Sunatullah mewajibkan manusia untuk berusaha/berkarya untuk mempertahankan hidup dan menjadikan hidup lebih baik.

Pemberian Allah kepada manusia disebabkan doa dan usaha adalah karena pemberian dan doa serta usaha telah berhubungan mesra dan telah ditetapkan sebelum Allah swt menciptakan alam.

Mari bersama-sama belajar untuk menjadikan doa sebagai sarana komunikasi (bercakap,berkeluh kesah, bercerita,memohon,berbagi rasa dan sebagainya) dengan tuhan.Bicara sendiri?Tidak.Hanya saja Allah tidak terlihat oleh kita dan tidak berfirman melalui suara dengan kita.Hanya berdua denganNya,,,,,,berdua,,,,,
Setelah itu,mari bangkit dan berkarya sebagai hamba yang berusaha mencintaiNya untuk menjalankan peran sebagai wakilNya di muka bumi dan menyebarkan rahmat bagi kehidupan sekitar kita.
Salam ukhuwah……

12 komentar:

  1. @Osamah

    Ass....

    Apakah osamah yang pernah koment di tempat saya?
    baca2 dulu

    SALAM

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum Mas Osamah & Mas Ubu Hanan.

    Sungguh artikel yang memiliki spirit untuk memotifasi. Thank's.

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum Booos.

    Anda mengatakan "Setebal apa pun tembok yang bernama takdir akan dapat dilembutkan oleh hati yang lembut." maksudnya apa?

    terus indikator hati yang lembut itu bagaimana?

    "Pemberian Allah kepada manusia disebabkan doa dan usaha"
    Lebih baikmana kita berdo'a dulu apa berusaha dulu baru berdo'a"
    Tolong pencerahannya....

    salam......

    BalasHapus
  4. wa alaikum salam @ ALL
    @Filar Biru
    Osamah dan saya adalah 2 orang.Osamah karena pekerjaan beliau sebagai satpam sebuah perusahaan mengharuskan adanya rotasi karyawan.sekarang ini beliau berada di komplek pergudangan yang lumayan jauh dari hiruk pikuk orang apalagi internet.

    @samaranji
    terimakasih atas kunjungannya.

    @kaisnet
    Hati yang lembut adalah hati yang selalu mengingat Allah dalam tiap kesempatan,tiap kejadian yang menimpa entah itu suka/duka.Apabila kejadian/peristiwa itu baik,hati akan bersikap syukur,apabila buruk hati bersikap sabar.
    Selain itu,sebagaimana firman Allah dalam AQ yang kurang lebih artinya ",,orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri,duduk,berbaring dst,," menghasilkan hati yang selalu yang bergetar bila mendengar asma Allah disebut atau apabila pemilik hati menyebutNya.
    Antara berdoa dan berusaha mana yang lebih dulu dilakukan?berdoa.Atas dasar hadits insan paling mulia bahwa semua perbuatan hendaknya diawali dengan bismillah.Bukankah bismillah adalah doa juga?Bagi saya,semua dzikir adalah doa.semua doa adalah dzikir.
    Listing programnya demikian =
    "berdoa-berusaha-berdoa".
    semoga bermanfaat
    wassalam

    BalasHapus
  5. Apabila doa di dahulukan kenapa dalam konteks Al-Qur'an sabar pasti didahulukan dari sholat contoh saja ayat yang bunyinya "Bishobri wa sholah". ada penjelasan Booos?

    BalasHapus
  6. @Abu Hanan

    Assalamu'alaikaum...
    Jadi admin blog ini dua orang ya mas?

    *Ah pertanyaanku ini kek orang dungu aja ya*

    SALAM

    BalasHapus
  7. wassalamu alaikum @All
    @FB
    bukan mas.Awalnya cak Osamah yang bikin kemudian saya diamanahi utk teruskan.Itu aja,,,
    @kaisnet
    saudaraku, sabar adalah sikap hati.bishobri wa sholah,menurut saya, adalah penekanan sikap hati untuk mengamati/menerima ketentuan Allah terlebih dahulu kemudian menuju washolah agar sholah/doa/dzikir lebih khusyu' menghadap Allah.
    "Kenapa sabar didahulukan dari sholat?"
    Karena bersikap sabar lebih berat daripada sholat.itu saja bukan karena mana yang terlebih dahulu diamalkan.Lantas apakah sabar berbeda dengan sholat(doa)?Sama.Karena setiap perbuatan baik adalah dzikirullah.
    semoga bermanfaat.
    salam ukhuwah
    Abu Hanan

    BalasHapus
  8. @Abu

    Tulisanmu hebat betul, ada sesuatu yang baru di tulisaanmu ini, padahal entah berapa ratus buku agama yang aku lahap baru sekarang aku tahu. Aku nggak akan kasih tahu sama kamu hihihihi aku jadi malu, dan itu sangat berharga bagiku. Saranku teruslah menulis di blog ini, agar kaum muslim yang lain dapat manfaat darinya. Amin.

    *kalau ada ketikan dari tulisanku yang kurang hurufnya aku mohon maaf sebab keybord komputerku tidak bagus, maklumlah keyboard orang susah hihihihi*

    Salam

    BalasHapus
  9. assalamu alaikum
    @FB
    Allah adalah pemilik alam semesta.TanpaNya,kami bukanlah apa2 dan tidak ada.
    Blog anda justru mengilhami saya utk tetap berada di koridor yang saya pahami dan mudah saya amalkan.
    salam

    BalasHapus
  10. @Abu Hanan

    Wa'alaikumssalam ....

    Kamu jangan memuji begitu, aku jadi malu pada Allah, padahal aku kemarin2 sudah kamu buat malu. :D

    Oh iya artikel kamu yang baru itu belum sempat aku komentari, maklum aku banyak kerjaan, biasalah cari makan anak bini.

    Assalamu'alaikum

    BalasHapus
  11. Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

    @ Ustd Abu..........judul artikel diatas BUKAN TENTANG TAKDIR, apalagi ditegaskan ***(pada sesi ini kita tidak membahas masalah takdir)***

    rasanya sy sedikit memaksa anda untuk segera mencarikan artikel2 keilmuan yang mengupas ttg masalah NASIB dan TAKDIR.........semoga bersedia !!!

    pemahaman sy masih dangkal ttg hal tsb :
    contoh......benarkah manusia sebelum terlahir telah ditetapkan mengenai umur, kedudukan, rejeki dlsbnya ?
    lalu....diayat yang lain kenapa manusia diwajibkan berusaha, sedang semuanya sudah ditentukan ?

    nah untuk mslh ini, sudilah kiranya anda memberikan keilmuan yg telah anda kuasai kpd sy,

    sy menunggu postingannya !!!! wasalam !!

    BalasHapus
  12. waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh
    @musafir ilmu...
    kita mesti berhati-hati dalam menyikapi dan mempelajari takdir.
    memang ada rencana utk menulis ttg takdir tetapi utk menuju kesana (ttg takdir),saya ingin mengajak anda dan saudara yg lain bergerak ke wilayah seputar hati terlebih dahulu.mohon untuk tidak terburu karena terburu selalu ada nafsu.
    salam ukhuwah

    BalasHapus