Senin, 16 Mei 2011

Al Kautsar 001-003 [108;001-003]

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Al Kautsar 001
Innaa a’thoinaakal kautsar = Sesungguhnya Kami (telah) memberimu nikmat yang banyak
Kata ganti “mu” adalah kata ganti orang kedua yang berarti adalah para pembaca Al Quran,maksud saya, setiap muslim (tidak dibatasi pada diri Rasulullah saw).Karena membaca Al Quran,pada prinsipnya,adalah pembicaraan/komunikasi 2 arah yaitu Tuhan dengan hamba.Allah,tuhan saya dan tuhan anda, telah memberi nikmat yang tidak dan tidak akan pernah mampu diukur dan dihitung dengan angka.Nikmat menulis,nikmat membaca,nikmat dalam musibah,nikmat bernafas dan seluruh kenikmatan yang lain adalah nikmat yang tidak dapat dinilai dengan apapun.Bahkan nikmat dalam sholat pun masih lebih mahal dibandingkan dengan selembar nyawa kita.


002
Fasholli lirobbika wanhar = maka sholatlah dan berkorbanlah demi Tuhanmu
Perintah (wajib) bagi kita untuk mensyukuri nikmat pada ayat pertama
003
inna syaaniaka huwal abtar = Sesungguhnya orang yang membencimu,dia yang terputus.
Pada terjemahan terbitan Depag RI,arti terputus dijelaskan sebagaiputus dari rahmat.Akan tetapi,pada pengajian ini kita rinci dahulu tentang keadaan yang harus dipenuhi untuk memenuhi kondisi ayat ke 3, yaitu ;
1.meyakini Rukun Iman yang enam
2.secara istiqomah/kontinyu selalu berada dalam Rukun Islam (Haji adalah perkecualian,namun bisa dihitung jika kita secara istiqomah berdoa memohon untuk dapat “dimampukan” menunaikan ibadah haji maka Sesungguhnya amal tergantung niatnya,jadi –insya Allah- kita telah beribadah haji selama kita berusaha dan berdoa untuk menuju ke Haji,maksud saya,jika kita meninggal terlebih dahulu sebelum sempat menunaikan,maka besar harapan bagi kita untuk memperoleh pahala haji tanpa berangkat ke Mekkah.
3.menjaga lisan
4.menjaga kemaluan
5.bersikap adil walau terhadap orang yang menganiaya kita
6.menjaga amanah
7.tidak curang dalam menimbang
8.mengamalkan seperempat sunnah (lebih utama jika mampu mengamalkan seluruhnya)
9.menyantuni kerabat dan tetangga
10.menyantuni anak yatim piatu dan orang miskin
11.memakmurkan masjid
12.menyiapkan anak sebagai mujahid di bidang yang diminati anak selama tidak bertentangan dengan syariat (maksud saya,jika anak kita menyukai Fisika maka wajib bagi orang tua untuk mengarahkan menjadi Muslim Fisikawan atau jika anak suka menjadi penulis maka contoh yang kita berikan adalah tulisan ustadz/kyai seperti Musthofa Bisri atau HB Yasin–semoga Allah merahmati mereka-.
13.bersedia memperbaiki akhlak/budi pekerti hingga mencapai satu strip atau satu level di bawah Rasulullah saw.

Adalah kewajiban kita untuk memenuhi syarat diatas agar ayat ke 3 terlaksana dengan baik.
Namun jika syarat tidak terpenuhi (meski kurang satu point) maka kewajiban kita adalah pulang ke At Tiin 008 [095;008]
Alaisallahu biahkamil hakimiin
= Bukankah Allah adalah hakim yang adil?


Tetapi jika kita,setelah memenuhi 13 syarat diatas,dan kita berharap ayat ke 3 terjadi maka point ke 13 menjadi angka sial bagi kita.Mengapa demikian?Karena hukuman adalah hak Allah.Apabila kita mengharap kesialan orang yang membenci kita maka point yang ke 13 tidaklah dapat kita tempuh.Berarti dalam hati kita masih ada noda hitam dengan berharap orang lain celaka.

Salam ukhuwah

4 komentar:

  1. Fakhrul berkata:

    wkwkwkw.. betul..betul..betul..

    BalasHapus
  2. Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

    jika kita tlah dapat mengamalkan ayat 1 dan 2 dgn penuh keikhlasan, maka insyaallah untuk ayat ke 3 tak akan terjadi,

    maka apabila ayat ke 3 masih terjadi pada kita, jangan putus asa, kita masih punya surat al asr, bukan begitu akhi ?

    salam ukuwah islamiah. ..........wasallam !!

    BalasHapus
  3. angja 13 bukan angka sial bagi muslim dan mu'min, bahkan angka keaktian. Angka 13 hanya sial bagi yang kafir.

    BalasHapus