Senin, 18 Oktober 2010

Syirik pun Pandai Menyamar

Tiada tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagiNya

"Kemusyrikan lebih tak terlihat daripada semut yang berjalan di batu yang licin di kegelapan malam.Kemusyrikan terkecil adalah lebih cenderung pada tindak kezhaliman daripada tindak keadilan" (Al Hadits)


Mempercayai adanya proses dan hubungan sebab akibat sebetulnya (meski secara tidak langsung) adalah bentuk pengakuan terhadap eksistensi Sang Pencipta.Karena keduanya mencerminkan hubungan yang dilakukan antar ciptaan.Fungsi api untuk membakar tidak dimaksudkan bahwa adalah penyebab kebakaran namun api diciptakan untuk membakar dan memiliki sifat panas.Akal pikiran dibekali kemampuan untuk merangkai hubungan sebab akibat dan proses.
Pemahaman terhadap "dariNya","kehendakNya" dan "kepadaNya" adalah langkah praktis dalam menerapkan ajaran Islam pada tiap aspek kehidupan.Sebagian dari kita terkadang melakukan syirik pada amal yang kita lakukan.Awal perbuatan adalah "dariNya" yang dapat dilakukan karena "kehendakNya" untuk kembali "kepadaNya".Syirik terjadi pada saat arah "kepadaNya" berubah arah menuju ke "ciptaanNya".Seorang pejuang ,misalnya,pada mulanya dia melihat Allah sebagai tujuan dan pada saat memasuki lingkaran kekuasaan penglihatannya berubah menjadi melihat ciptaanNya,entah harta,pangkat,martabat dan sejenisnya.Atau sebaliknya,dia melihat bahwa perbuatan terjadi karena kemampuan yang ada pada dirinya dan terjadi karena dia menginginkannya dan berusaha mencapainya maka seharusnya orang ini mewaspadai betul-betul agar kesombongan tidak melanda dirinya.
Menjadikan ada sesuatu selain Allah dalam niat,perbuatan dan tujuan merupakan bagian syirik yang paling samar dan susah dideteksi karena salah satu sebabnya adalah hati manusia yang bolak-balik ditambah pergerakan iblis dan kawan-kawan dalam aliran darah manusia.

wassalam.

4 komentar:

  1. Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh !

    slm kenal abu ! mohon ijin menyimak !!!

    wasallam !

    BalasHapus
  2. Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
    silahkan mas.....kopi jangan lupa taruh sebelah kanan...
    salam ukhuwah

    BalasHapus
  3. Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

    ustd Abu, mengupas mslh SYIRIK YG SAMAR memang memerlukan wawasan yg mendalam, kurang2nya kita memahaminya, maka keSAMARannya itu sulit untuk dibedakan.

    kiranya ustd Abu mungkin ada pahaman :

    sy bila ada permohonan pada yang kuasa, biasa sy berusaha secara syariat yg dilakukan secara dzohir, sambil sy dawamkan dlm hati salahsatu asmaNYA dgn dzikir.

    bagaimana pandangan Abu, syirik kah itu ??

    sudilah kiranya untuk menanggapinya.........wasallam !!

    BalasHapus
  4. waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh
    @Musafir Ilmu

    Pemahaman terhadap "dariNya"= adanya suatu kebutuhan hidup,kemudian kita memohon melalui syariah dzohir.tetap mematuhi batasan usaha yang halal/haram.kita meyakini bahwa doa selalu diperkenankan,tetapi kita sering tak peduli dengan cara apa usaha tersebut dijalankan.
    Saya berencana membeli motor,tetapi saya pergunakan risywah atau "sedikit membolehkan" memakai kas kantor dsb.Setiap hari saya sholat dhuha dan hajat tanpa meninggalkan sholat wajib.
    Apakah saya termasuk bagian "dariNya",sedangkan makna dariNya adalah sesuai petunjuk Allah dan RasulNya.

    "kehendakNya" = meridloi apapun ketentuan Allah pada kita (kebutuhan terpenuhi atau tidak terpenuhi) dan tidak mengambil "domba hitam"...seperti "karena si xxx maka akhirnya jadi bla bla..."

    "kepadaNya" = pencegahan menyalahkan apapun yang kita anggap sebagai penghalang.Selalu melihat kepadaNya baik perbuatanNya maupun tempat kita berpulang.

    semoga bermanfaat
    salam ukhuwah

    BalasHapus