Senin, 08 Agustus 2011

Sekilas ttg Syirik

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan nabi-nabi sebelummu, kalau engkau berbuat syirik, sungguh-sungguh kamu akan menjadi golongan yang merugi." (QS. Az Zumar: 65)
"Mereka itulah orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat tuhan mereka dan terhadap hari perjumpaan dengan-Nya (yakni hari kiamat) sehingga Allah batalkan amalan mereka. Maka Kami tidak akan menegakkan amal timbangan mereka dihari kiamat." (QS. Al Kahfi: 105)

Secara garis besar, syirik terbagi dua, yaitu:

Syirikul Akbar (syirik besar) yang akibatnya dapat membatalkan iman pelakunya. Yang termasuk jenis ini adalah segala bentuk peribadatan yang ditujukan kepada selain Allah Ta'ala, karena meyakini bahwa selain Allah itu adalah dzat yang berhak mendapatkan peribadatan tauhid tersebut sebagaimana peribadatan kepada Allah Ta'ala. Syirik yang tergolong jenis syirkul akbar adalah segala jenis ibadah yang ditujukan kepada selain Allah Ta'ala karena meyakini bahwa selain Allah Ta'ala itu berhak mendapatkan peribadatan tersebut.
Syirkul Ashghor (syirik kecil) yang akibatnya dapat merusak amal ibadah kita namun tidak membatalkan iman kita.

Yang termasuk jenis ini ialah segala macam peribadatan yang diperuntukkan selain Allah di samping juga mencari ridho Allah. Atau dalam pengagungan kepada Allah dicampuri dengan niat pengagungan kepada selain Allah. Amalan syirkul ashghor ini hanya membatalkan amalan yang ada padanya syirik jenis ini. Adapun amalan lainnya yang tidak terdapat padanya syirik ini, sangat diharapkan untuk diterima Allah Ta'ala sebagai amalan shalih. Karena pada dasarnya pelaku syirkul ashghor ini masih tergolong mukmin yang 'ashyi (yang melakukan perbuatan kemaksiatan).
Pengertian syirik menurut ulama;
1. As Syaikh Al Allamah Hafidh bin Ahmad Hakami rahimahullah:
"Syirik itu ialah bila seseorang hamba Allah menjadikan segala yang selain Allah sebagai sesuatu yang sederajat dengan-Nya, sehingga mencintainya seperti mencintai Allah, takut kepadanya seperti takut kepada Allah, mengikutinya di dalam hal yang tidak diridhoi Allah, mentaatinya padahal dengan perbuatannya itu dia bermaksiat kepada Allah, dan mensejajarkan dengan-Nya dalam hal mendapatkan haq peribadatan."

2. As-Syaikh Abdurrahman bin Hasan Ali Syaikh:
"Yang dinamakan syirik itu ialah menyerupakan makhluk dengan Khaliq Yang MahaTinggi dan mengkuduskan makhluq dengan sifat-sifat kebesaran sebagai sesembahan, sepetrti memiliki kemampuan untuk memberikan kerugian dan kemanfaatan, mampu memberikan apa yang dibutuhkan makhluq dan menahan segala apa yang dibutuhkan makhluq, mampu memenuhi segala do'a Allah, ditakuti dengan sebenar-benarnya takut, dijadikan tempat bergantung harapan kepadanya dan bertawakal kepadanya serta mempersembahkan kepadanya segala macam ibadah yang sesungguhnya semuanya itu hanya boleh ditujukan kepada Allah semata. Maka barangsiapa yang menunjukkan hal-hal tersebut di atas kepada selain Allah, berarti dia telah menyerupakannya dengan Al-Khaliq."

3. Al Imam Muhammad bin Isma'il Al Amir As Shan'ami Al Yamani:
"Barangsiapa berkeyakinan bahwa pohon, batu, kuburan, malaikat, jin, dan manusia hidup atau mati, semuanya itu dapat memberikan kemanfaatan dan mudharat atau menjadi perantara dalam menyampaikan amal ibadah kepada Allah (tanpa seizin-Nya) dan dalam memenuhi keperluan-keperluan dunia, hanya meminta kepada selain Allah itu dan bertawassul dengan selain Allah itu kepada-Nya maka sesungguhnya dia telah melakukan syirik dengan selain-Nya dan berarti dia telah ber'itikadnya dengan 'itikadyang tidak benar sebagaimana 'itikadnya kaum musyrikin terhadap berhala-berhalanya."
Beberapa hal yang patut diperhatikan ketika muslim sedang dalam ibadah adalah do'a dan sikap hati
  • Al Khauf yakni takut (dengan sangat kepada yang diimani),
  • Ar Raja' yakni berharap (dengan sangat) agar diberi, atau tawakal menyandarkan hidup sepenuhnya kepada yang di imani),
  • Ar Rahbah = takut dari ancaman siksaan dari yang di imani
  • Ar Raghbah = mempunyai keinginan sangat kuat mendapatkan rahmat dari yang di imani
  • Al Khusyu'= tunduk dan mantap serta tenang terhadap yang di imani
  • Al Khsyyah = ketakutan untuk tidak mendapatkan rahmat dari yang diimani
  • Al Inabah  = bertaubat dari perbuatan syirik dan kembali kepada Islam
  • Al Isti'anah  = meminta tolong dalam perkara yang makhluk tidak mampu melakukannya
  • Al Isti'adhah  = meminta tolong dari bahaya yang makhluk tidak mampu mengatasinya
  • Al Istighotsah = (meminta tolong dalam hal makhluk tidak mampu menolongnya
  • Bernadzar = berjanji akan melakukan suatu perkara bagi dzat yang dimuliakan dan diagungkan bila mendapatkan ni'mat) dan lain-lain yang Allah perintahkan, yang kesemuanya itu diperuntukkan bagi Allah semata.
Diriwayatkan dari Sa'ad bin Ubaidah bahwa Ibnu Umar mendengar seorang mengatakan: "Tidak, demi Ka'bah!"
Maka berkatalah Ibnu Umar radhiyallahu anhuma: "Janganlah dipakai sumpah-sumpah selain Allah karena aku sungguh pernah mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan nama-nama selain Allah maka sungguh dia telah kafir atau telah berbuat syirik.“ (Riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud).

Komentar At Tirmidzi atas hadits ini:

"Ini adalah hadits hasan dan hadits ini ditafsirkan oleh sebagian ulama bahwa pernyataan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Maka sesungguhnya ia telah kafir atau telah berbuat syirik ..." adalah pernyataan yang maksudnya mengancam pelakunya dengan ancaman yang keras (pelakunya tidaklah kafir dan keluar dari Islam), pengertian demikian berdalil pada hadits ibnu Umar bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam mendengarkan Umar bin Khattab berkata: "Demi ayahku, demi ayahku!" Maka Nabi bersabda: "Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian. (yakni di sini ditunjukkan bahwa Umar tidak dianggap kafir atau keluar dari Islam, sebab Nabi tidak memerintahkannya untuk masuk Islam kembali), dan juga hadits dari Abu Hurairah radhiyuallahu anhu bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dalam sumpahnya dengan perkataan: Demi berhala latta dan Uza, maka hendaklah ia mengatakan Laa ilahailla lahu."
Wallohu’alam
Salam ukhuwah



selamat beraktipitas....

1 komentar:

  1. selamat menunaikan ibadah puasa dan berbagai aktipitas ibadah lainnya.
    semoga Alloh mengampuni kita semua.

    BalasHapus