Sabtu, 26 Februari 2011

Taman Surga,,,,,Waspada

Maha Sempurna Allah dengan segala sifat,ilmu dan perbuatanNya
Sholawat atas Rasulullah saw,keluarga dan pengikutnya.

Pilihan adalah karunia Allah bagi manusia.Sehingga manusia mampu menggunakan akal/rasio untuk memilih tindakan-tindakan yang akan menyebabkan datangnya suatu akibat baginya.Kebenaran dan kebatilan adalah pilihan yang dihadapi manusia dalam setiap bagian dalam perjalanan hidupnya.
Peran iblis adalah menghiasi kebatilan dan dipilih manusia atas kehendak manusia itu sendiri.Bukan iblis yang menyebabkan kebinasaan seseorang tetapi kehendak oranglah penyebab utama kebinasaan.
Seringkali seseorang merasa benar atas tindakan yang akan-sedang-telah dilakukan terlebih pada keyakinan/agama,namun seringkali juga orang terlupa pada kebenaran yang disampaikan oleh hati nurani.
Pemikiran yang jernih akan menunjukkan bahwa tindakan/keyakinannya salah,tapi entahlah, kesalahan itu tidak mampu ditinggalkan.
Penting diketahui bahwa pemikiran yang jernih hanya dapat dicapai dengan hati yang bersih,seperti gelas bersih yang berisi air bening dan mudah ditembus cahaya.Cermin yang berkarat tidak akan mampu menampilkan duplikat seindah aslinya dan tidak memantulkan cahaya dengan terang.

Maksiat yang rutin dilakukan dan hati yang mendua pada Tuhan adalah faktor penting dalam “penggelapan hati”.Kebiasaan yang dilakukan manusia dalam mencari nafkah dengan sedikit dusta pada saat menjual, menerima hadiah karena jabatan,meminta lebih saat membeli,tidak berlaku adil dalam memberi keputusan dan sebagainya tidak akan terlihat sebagai kebatilan.Kebiasaan tercela tersebut dihiasi oleh iblis melalui rasa takut lapar,takut miskin,takut tak popular dan semacamnya hingga manusia membenarkan alasan yang dikemukakan iblis lantas terjadilah maksiat yang istiqomah.Berakibat pada hilangnya batasan halal dan haram,perintah dan larangan,menjadikan Tuhan berada di perut,Tuhan berada di TV,Tuhan berada di laci meja,Tuhan berada di tabloid dan akhirnya tiada lagi Tuhan kecuali pada saat ditimpa musibah dan menjelang kematian.

Alah memerintahkan tiap muslim untuk tidak bersikap ;
“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak mereka” (Az Zukhruf 23)

Frasa “agama” pada ayat diatas hendaklah diartikan juga sebagai pandangan hidup,kebiasaan,ideologi,dan hukum.

“semoga Allah merahmati orang yang berkenan menunjukkan aibku”
(Amirul Mukminin-Umar bin Khattab ra)

Salam ukhuwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar