Kamis, 24 Februari 2011

Pandangan Keliru tentang Tuhan 1

Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakana dan mereka sifatkan
Sholawat atas Rasulallah saw,keluarga dan pengikutnya

Tuhan dalam Agama Buddha?

Sebenarnya Budhis tidak dapat dikatakan atheis karena ajaran tersebut juga mengenal tuhan tetapi tidak sebagai pencipta.

1. Tuhan sebagai penguasa atau raja

Di atas alam nafsu keinginan ini terdapatlah dewa yang bernama Mahabrahma, kekuasaannya sungguh sangat besar. Namun Mahadewa ini dapat disamakan dengan Tuhan dalam pengertian samawi. Karena memiliki kekuasaan yang besar itu Mahabrahma dapat menolong umatnya (seperti Tuhan dalam agama samawi yang diyakini dapat menolong umatnya). Namun, kendati memiliki kekuasaan yang sangat besar, tetapi Mahabrahma tidaklah kekal, tidak maha pencipta, dan juga tidak maha kuasa. Dengan kata lain kekuasaannya tidaklah tak terbatas. Ia tunduk kepada hukum sebab akibat (karma), dan selain itu menurut Samyutta Nikaya, ia masih berguru pada Sang Buddha. Sekalipun umurnya teramat sangat panjang menurut ukuran umat manusia (seolah-olah terkesan kekal), tetapi suatu saat ia akan mati juga.
Mahabrahma masih memiliki berbagai macam perasaan, karena ia belumlah terbebas dari samsara. Oleh karena itu terkadang ia masih merasa senang atau sedih.Jadi sekali lagi, meskipun ada kemiripan antara Mahabrahma dengan Tuhan samawi, tetapi tetap saja terdapat perbedaan yang nyata. Umat agama samawi cenderung memberikan kuasa yang tak terbatas pada Tuhannya, sementara hal itu tidak dikenal dalam Buddhisme. Tentu saja kita harus dengan pikiran kritis membandingkan kedua konsep ketuhanan ini, yang sebenarnya sudah dibahas dalam suatu bab tersendiri. Namun secara ringkas, ada berbagai pertanyaan yang timbul terhadap konsep Tuhan semacam itu. Pertama-tama harus dijelaskan asal mula kejahatan.
Bila Tuhan adalah suci, lalu darimana munculnya kejahatan? Kedua, bila Tuhan itu maha baik, mengapa ia tidak menghapuskan saja penderitaan umat manusia? Sebenarnya masih banyak pertanyaan lainnya, tetapi akan kita cukupkan dua pertanyaan saja, oleh sebab masih banyak hal yang perlu kita bahas.

Sanggahan ;
• Sifat wajib bagi tuhan adalah kekal dalam arti sebenarnya.Mahabrahma,dalam Budhis,tidak memiliki sifat kekal bahkan memiliki kekurangan dalam ukuran moral sebagai bukti adalah statement “menurut Samyutta Nikaya, ia masih berguru pada Sang Buddha”.Mahabrahma bukanlah tuhan melainkan tokoh yang diadakan atau diciptakan untuk ada.
• Tuhan bebas dari samsara = menurut agama Islam = sedangkan Mahabrahma masih terkungkung dalam samsara jadi Mahabrahma sederajat dengan manusia dalam hal keinginan.
• Menurut Islam kekuasaan Tuhan tidak terbatas tetapi dalam Buddhisme hal yang demikian tidak dikenal karena Buddhisme sendiri telah menolak eksistensi Tuhan sebagai Pencipta.
• Pertanyaan dari Buddhisme,” Bila Tuhan adalah suci, lalu darimana munculnya kejahatan?
Jawaban = Tuhan yang Maha suci tidak menyebabkan kejahatan,justru Dia menciptakan kejahatan itu ada sebagai keseimbangan dari kebaikan yang diciptakan. Kejahatan/kebaikan timbul karena pilihan yang dilakukan atas kehendak manusia.
• Pertanyaan dari buddhisme,” bila Tuhan itu maha baik, mengapa ia tidak menghapuskan saja penderitaan umat manusia?
Jawaban = Inilah yang tidak dikenal oleh Buddhisme.SABAR-SYUKUR-PILIHAN.

2. Tuhan sebagai hakim yang adil

Para penganut agama samawi yakin bahwa orang yang baik akan memperoleh kebajikan, sebaliknya orang yang berbuat kejahatan akan dihukum. Orang mengatakan bahwa Tuhan memiliki mata dan telinga yang dapat menembus segalanya. Apakah aspek semacam ini juga dikenal dalam Buddhisme? Tentu saja, namanya adalah kamma niyama atau yang lebih dikenal dengan hukum karma. Secara prinsip, hukum karma juga berbunyi: "menanam kebajikan akan menuai kebajikan, menanam kejahatan akan menuai kejahatan." Menurut Buddhisme hukum ini berlangsung tanpa pandang bulu. Meskipun Anda seorang raja yang sangat berkuasa, Anda tetap tidak akan sanggup meluputkan diri dari cengkeraman hukum karma.Perbedaan nyata antara hukum karma dengan Tuhan, adalah dalam hal berpribadi dan tidak berpribadi. Hukum karma bukanlah sesuatu yang berpribadi (impersona), sedangkan Tuhan adalah sesuatu yang berpribadi (persona). Bila kita menelaah secara kritis, maka justru konsep Tuhan persona-lah yang menimbulkan pertanyaan. Jikalau Tuhan masih memiliki pribadi, maka bagaimana mungkin hukumnya itu dijalankan secara adil? Ada agama tertentu yang mengajarkan bahwa bila kita memohon ampun atas segenap kesalahan yang pernah dilakukan, maka Tuhan akan mengampuni kita dan tidak jadi menjatuhkan hukumannya. Keyakinan semacam ini tentu saja bersifat kontradiktif dengan ketentuan Tuhan yang telah digariskan sebelumnya, yakni kejahatan akan diganjar dengan kejahatan. Adanya pembatalan hukuman ini dimungkinkan bila Tuhan dianggap bersifat persona. Agama lain lagi, bahkan mengajarkan berbagai upacara ritual untuk mengambil hati Tuhan, sehingga ia tidak marah lagi dan membatalkan hukuman yang hendak dijatuhkan.
Buddhisme tidak mengenal konsep-konsep seperti di atas. Hukum karma berlaku mutlak dan tidak dapat disuap! Bila hukum karma dapat disuap, misalnya dengan berbagai upacara ritual, maka kasihan sekali orang yang miskin, karena mereka belum tentu sanggup membiayai penyelenggaraan upacara ritual tersebut.

Sanggahan :
• Buddhisme berpendapat “Bila kita menelaah secara kritis, maka justru konsep Tuhan persona-lah yang menimbulkan pertanyaan. Jikalau Tuhan masih memiliki pribadi, maka bagaimana mungkin hukumnya itu dijalankan secara adil?
Jawaban ;
Buddhisme tidak mengenal kesempurnaan dan kesucian Tuhan jadi masih beranggapan bahwa Tuhan memiliki pribadi seperti manusia.Dan dalam link ini,Buddhisme tidak mendefinisikan “adil” secara tepat.Adil yang dimaksud adalah dibagi rata atau sesuai proporsi masing2? Adil dalam pandangan manusia atau adil berdasar penilaian Tuhan?
• Ada agama tertentu yang mengajarkan bahwa bila kita memohon ampun atas segenap kesalahan yang pernah dilakukan, maka Tuhan akan mengampuni kita dan tidak jadi menjatuhkan hukumannya. Keyakinan semacam ini tentu saja bersifat kontradiktif
dengan ketentuan Tuhan yang telah digariskan sebelumnya, yakni kejahatan akan diganjar dengan kejahatan. Adanya pembatalan hukuman ini dimungkinkan bila Tuhan dianggap bersifat persona
Jawaban ;
Buddhisme tidak mengetahui bahwa dalam Islam berlaku penghargaan yaitu ;
1.“jika sebatas niat berbuat jahat maka tidak ada dosa baginya. Niat baik meski hanya niat saja telah dihitung sebagai kebaikan”
2.”perbuatan jahat hanya diganjar sesuai kejahatan yang dilakukan,tetapi perbuatan baik diganjar berlipat dari yang semestinya”
3.”perbuatan baik dapat menghapuskan kesalahan sebelumnya”

Apakah Budha juga mengenal 3 point diatas?
Budha juga tidak mengenal taubat,yaitu meninggalkan perbuatan dosa, menyesali perbuatannya, berjanji tidak mengulangi lagi apa yang telah dilakukan, dan kembali pada perbuatan yang sesuai dengan syariat.
Penyesalan dan permohonan ampun tidaklah cukup dianggap bertaubat, jika masih saja melakukan dan melestarikan perbuatan maksiat.Konsep ampunan dalam Islam pada dasarnya mengajak “pikirkan dahulu jangan menyesal kemudian”.
Jika seseorang karena lupa/lalai/ceroboh lalu terjerumus perbuatan dosa kemudian bertaubat maka berlaku kondisi bebas kesalahan (kesalahan tetap ditulis tetapi hukuman ditiadakan).Jika seseorang dengan kesadaran penuh untuk melakukan perbuatan dosa berarti dia telah membangkang Tuhan dan masih wajib baginya untuk bertaubat seperti anak kecil yang tetap bandel meski telah dilarang sang ayah namun jika si anak mengakui kesalahan dan tidak mengulangi di masa mendatang,apakah bapak masih menghukum dengan keras?
Adalah wajar jika Tuhan mencabut keputusan yang lalu dan mengganti dengan keputusan baru mengingat Dia adalah pemegang otoritas penuh sebagai pemilik alam.


Salam ukhuwah

sumber : http://www.mail-archive.com/dharmajala@yahoogroups.com/msg03040.html


Pertanyaan untuk Buddhis : Kursi yang anda duduki timbul dari proses atau tiba-tiba ada? Pertanyaan saya adalah karena penolakan Buddhisme terhadap Tuhan sebagai Pencipta.

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum

    Baca-baca dulu, sudah banyak tulisan yang baru nieech, saya senang membaca coment di " penciptaan alam ..... ini cuma teori."

    SALAM

    BalasHapus
  2. waalaikusalam
    @kaisnet
    silahkan baca2,,,semoga bermanfaat

    BalasHapus